Wednesday, October 28, 2009

Frans dan Hewan Peliharaan

Pelajaran Sosiologi selasa siang itu bawa petaka buat Intan, Hanny, dan Fanbo. Tentu saja dengan tersangka utama Fanbo. Siang itu ga ada angin ga ada ujan tau tau Bu Tina, guru sosiologi yang berdarah betawi asli tulen ting ting mengatur tempat duduk kami.

Semua dikumpulin ke depan kelas, sampe rasanya kaya ngantri cempedak di pasar glodok (ENGGA! Jangan percaya di glodok ada cempedak). Satu satu nama disebut dan mereka duduk di tempat masing masing. Dan Bu Tina menyebutkan nama Hanny. Dan disini mulainya petaka tersebut.

Sebelum duduk, "kayanya gue duduk sama FRANS!" bisik Hanny ke gue dan Yaya. Kami senyum senyum seperti tukang jamu meres jeruk. Perlu diperjelas, Frans adalah pindahan dari SMA swasta-entah-berantah keberadaannya. Kata orang sih di daerah cileduk tau ujung nyempil dimananya. Whoever him, you must to know: he look so like TYRANOSAURUS. Mungkin pada ga percaya, tunggu sampe gue upload foto close up dengan pose terbaik Frans a.k.a Azmi. Namanya diubah mungkin dia seorang buronan peledakan mesin cucu tetangga, atau mungkin dia utusan CIA dalam kasus perampokan toko beha dan kutang di pasar palmerah.

Hening... Sampai Bu Tina menyebut nama pasangan duduk Hanny. "Azmi *********" sebutnya. Lantas Hanny ngakak diikuti seisi kelas. Entah apa alasan mereka ikut ketawa, padahal yang denger omongan Hanny cuma Yaya dan gue. Sampai Fanbo bilang "AHAAA BINATANG PELIHARAAN". Suasana berubah setelah si ibu guru teriak dan marah karna ucapan Fanbo. Hanny yang cuma nyaut "HOMAIGAT" jadi kena dan Intan yang ketawa ngakak (setelah diusut dia ngetawain Nurdina, cewe paling kecil di kelas) jadi ikut kecepretan rejeki.

Singkat cerita, mereka a.k.a GENG HEWAN PELIHARAAN dipanggil ke BK besokkan nya. Entah kesepakatan apa tuh yang mereka bikin, pas masuk kelas mereka maju ke depan kelas. Mereka menghampiri Frans dan maju ke depan. Bukan mau ngantri cempedak tapi ternyata mereka mau minta maaf.
(Photo belom diupload)
Ini hasil candid dari pojok kelas.

Demi Frans yang ganteng itu, mereka sampe narik narik Frans dam minta maaf. Ckck lidah emang bawa bencana.

Tuesday, October 27, 2009

Kisah Miris Indonesia di Kaltim

Puluhan tahun, banyak kapal-
kapal ikan asal Kalimantan
Timur (Kaltim) mendaratkan
hasil tangkapannya di
Malaysia. Negara Indonesia
sudah dirugikan miliaran
rupiah. Sementara legalisasi
pukat hela di wilayah
perbatasan Indonesia-Malaysia
masih menjadi perdebatan.
Rasa miris menghujam ketika
saya menginjakan kaki di
Sebatik.Jarum jam tepat
menunjukan pukul setengah
satu siang ketika, Saya
beserta rombongan wartawan
ibukota lainnya tiba di
Pelabuhan Tarakan,
Kalimantan Timur (Kaltim).
Siang itu, kami atas ajakan
Direktorat Jenderal
Pengawasan dan Pengendalian
Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan (Ditjen P2SDKP),
Departemen Kelautan dan
Perikanan (DKP) akan
melakukan perjalanan laut
menuju Pulau Sebatik,
pertengahan Februari lalu.
Armada yang kami tumpangi
adalah Kapal Patroli Hiu
Macan 003 yang mempunyai
cakupan wilayah operasi di
perairan Indonesia bagian
timur. Kapal ini meninggalkan
pelabuhan dengan kecepatan
14 knot/jam. Beruntung
ombak di laut sedang tak
begitu tinggi sehingga kapal
yang kami tumpangi melaju
dengan tenang.
Perjalanan dari Tarakan
menuju Sebatik selanjutnya
kami tempuh dalam kurun
waktu lima jam. Sekitar pukul
tujuh malam, kami mendarat
di sebuah dermaga kayu yang
menjorok ke tengah laut.
Kami harus berhati-hati ketika
memanjati tangga dermaga
tersebut. Suasana begitu
gelap dan temaram. Hanya
ada penerangan dari
beberapa buah lampu bohlam
dan pijar yang tak begitu
terang.Namun ketika
pandangan kami arahkan ke
timur, benderang cahaya
begitu jelas kami lihat jauh di
seberang pulau. Kami
bayangkan betapa ramai dan
meriahnya kehidupan di sana.
Itulah daratan Tawao,
Malaysia.
Sebatik adalah sebuah pulau
kecil terluar yang berbatasan
langsung dengan Malaysia. Di
darat, pulau ini terbagi dua
menjadi Sebatik Indonesia dan
Sebatik Malaysia. Sementara
di laut, pulau ini berhadap-
hadapan dengan daratan
Tawao. Lebih jauh ke arah
timur terletak Pulau Sipadan
dan Ligitan yang dulu pernah
menjadi sengketa antara
Indonesia-Malaysia. Miris
karena Mahkamah
Internasional akhirnya
memutuskan dua pulau ini
sebagai bagian kedaulatan
negeri jiran tersebut.
“Mereka makmur karena
nelayan Indonesia,” ujar
H.Yusuf, Ketua Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia
(HNSI), Cabang Kabupaten
Nunukan, Kaltim yang
menyambut kedatangan kami.
Cerita yang mengalir
selanjutnya adalah tentang
keprihatinan dan
permasalahan yang selama ini
menggelayuti kehidupan
nelayan di Sebatik dan
wilayah-wilayah di Kaltim
lainnya.
“Bayangkan selama puluhan
tahun, banyak nelayan kami
yang mendaratkan dan
menjual ikan tangkapannya ke
Malaysia dengan harga
murah,” kata Yusuf.
Pemerintah Malaysia, lanjut
Yusuf, tentunya dengan
senang hati menerima
kedatangan mereka.
“Jika anda nelayan yang
datang dengan membawa ikan
maka tak perlu paspor untuk
masuk Tawao,” katanya lagi.
Alhasil selama puluhan tahun
pula Indonesia tak menikmati
keuntungan berarti dari
pengeksplotasian sumber daya
ikan di perairan tersebut.
Wajar jika pada akhirnya,
walaupun hanya negara
dengan luas wilayah yang
kecil,
Malaysia begitu makmur.
Pembangunan ekonomi terus
menerus dilaksanakan sebagai
unjuk kemakmurannya.
Sebatik Indonesia pun semakin
tenggelam dalam
kemiskinannya. Hal ini
tentunya tak akan pernah
terjadi jika saja Pemerintah
Indonesia sudah jauh-jauh hari
memperhatikan kehidupan
masyarakat di pulau
perbatasan tersebut. “Kami
tak memiliki cold storage,
industri pengolahan, maupun
pelabuhan yang memadai
untuk menerima ikan-ikan
tangkapan nelayan,” kata
Suryanto, Kepala Dinas
Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Nunukan.
Karena itu, menurutnya, tak
bisa disalahkan jika pada
akhirnya banyak nelayan di
Kaltim yang memasok hasil
tangkapannya ke Malaysia.
Ironis memang, entah sampai
kapan perairan kita menjadi
surga bagi pencuri.

Racun Penyembuh

Seorang gadis bernama Li-li
menikah dan tinggal bersama
suami dan ibu mertua. Dalam
waktu singkat, Li-li menyadari
bahwa ia tidak dapat cocok
dengan ibu mertuanya dalam
segala hal. Kepribadian
mereka berbeda, dan Li-li
sangat marah dengan banyak
kebiasaan ibu mertua. Li-li
juga dikritik terus-menerus.
Hari demi hari, minggu demi
minggu, Li-li dan ibu mertua
tidak pernah berhenti konflik
dan bertengkar. Keadaan jadi
tambah buruk, karena
berdasarkan tradisi Cina, Li-li
harus taat kepada setiap
permintaan sang mertua.
Semua keributan dan
pertengkaran di rumah itu
mengakibatkan suami yang
miskin itu ada dalam stress
yang besar.
Akhirnya, Li-li tidak tahan lagi
dengan temperamen buruk
dan dominasi ibu mertuanya,
dan dia memutuskan untuk
melakukan sesuatu.
Li-li pergi menemui teman
baik ayahnya, Mr Huang, yang
menjual jamu. Li-li
menceritakan apa yang
dialaminya dan meminta
kalau-kalau Mr Huang dapat
memberinya sejumlah racun
supaya semua kesulitannya
selesai.
Mr Huang berpikir sejenak
dan tersenyum dan akhirnya
berkata, Li-li, saya akan
menolong, tapi kamu harus
mendengarkan dan
melakukan semua yang saya
minta.
Li-li menjawab, "Baik, saya
akan melakukan apa saja
yang anda minta."
Mr Huang masuk kedalam
ruangan dan kembali
beberapa menit kemudian
dengan sekantong jamu.
Dia memberitahu Li-Li, "Kamu
tidak boleh menggunakan
racun yang be-reaksi cepat
untuk menyingkirkan ibu
mertuamu, karena nanti
orang-orang akan curiga.
Karena itu saya memberimu
sejumlah jamu yang secara
perlahan akan meracuni tubuh
ibu mertuamu. Setiap hari
masakkan daging babi atau
ayam dan kemudian
campurkan sedikit jamu ini.
Nah, untuk memastikan
bahwa tidak ada orang yang
mencurigaimu pada waktu ia
meninggal, kamu harus
berhati-hati dan bertindak
dangan sangat baik dan
bersahabat. Jangan berdebat
dengannya, taati dia, dan
perlakukan dia seperti
seorang ratu."
Li-Li sangat senang. Dia
kembali ke rumah dan
memulat rencana
pembunuhan terhadap ibu
mertua.
Minggu demi minggu berlalu,
dan berbulanbulan berlalu,
dan setiap hari, Lili melayani
ibu mertua dengan masakan
yang dibuat secara khusus. Li-
Li ingat apa yang dikatakan
Mr Huang tentang
menghindari kecurigaan, jadi
Li-Li mengendalikan emosinya,
mentaati ibu mertua,
memperlakukan ibu
mertuanya seperti ibu-nya
sendiri dengan sangat baik
dan bersahabat.
Setelah eman bulan, seluruh
rumah berubah. Li-li telah
belajar mengendalikan emosi-
nya begitu rupa sehingga
hampir-hampir ia tidak pernah
meledak dalam amarah atau
kekecewaan. Dia tidak
berdebat sekalipun dengan ibu
mertua-nya, yang sekarang
kelihatan jauh lebih baik dan
mudah ditemani
Sikap ibu mertua terhadp Li-li
berubah, dan dia mulai
menyayangi Li-li seperti
anaknya sendiri. Dia terus
memberitahu teman-teman
dan kenalannya bahwa Li-li
adalah menantu terbaik yang
pernah ditemuinya. Li-li dan
ibu mertuanya sekarang
berlaku sepertu ibu dan anak
sungguhan. Suami Li-li sangat
senang melihat apa yang telah
terjadi.
Satu hari, Li-li datang
menemui Mr. Huang dan
minta pertolongan lagi. Dia
berkata, "Mr Huang,
tolonglah saya untuk
mencegah racun itu
membunuh ibu mertua saya.
Dia telah berubah mencaji
wanita yang sangat baik dan
saya mengasihinya seperti ibu
saya sendiri. Saya tidak ingin
di a mati karena racun yang
saya berikan."
Mr. Hunag tersenyum dan
mengangkat kepalanya. "Li-li,
tidak usah khawatir. Saya
tidak pernah memberimu
racun. Jamu yang saya berikan
dulu adalah vitamin untuk
meningkatkan kesehatannya.
Satu-satunya racun yang
pernah ada ialah didalam
pikiran dan sikapmu
terhadapnya, tapi semua
sudah lenyap oleh kasih yang
engkau berikan padanya."
Teman, pernahkah engkau
menyadari bahwa
sebagaimana perlakukanmu
terhadap orang lain akan
sama dengan apa yang akan
mereka lakukan terhadap
kita ?

Wednesday, October 21, 2009

Cinta Ibu Kepada Kucing Melebihi Anak Sendiri

Begitupun keesokan harinya. Nyokap menawarkan untuk ga sekolah lagi. Selain karna gue ga minta jajan, nyokap ada yang nemenin nonton sinetron di rumah, nemenin nyuci baju, nemenin ngupas bawang, dan nemenin ngobrol sama Bubu dan Naki kucing kesayangan nyokap. (Ngapain juga ngobrol sama kucing?)

Nyokap: kamu tau ga Ka kalo kamu ga ada, mama ngobrolnya sama Bubu Naki aja.
Gue: (bingung sejenak) Ruben ga diajak?
Sekedar info, Ruben itu kelinci anggora piaraan bokap.
Nyokap: ah Ruben mama ajak ngomong diem aja, nanti kalo mama ngomongin papa dia ngadu lagi.
Gue: kelinci punya mulut bakal ngunyah wortel doang kali Ma.
Nyokap: iyaya, ya kali aja gituuu...

Gila, 2 hari di rumah gue bisa ikutan gila kaya nyokap. Atau mungkin kena penyakit paru paru baru yang namanya Asmangikngik Bulubulucing akibat lingkungan yang dipenuhi bulu kucing.

Ngga lama Naki kucing gue yang bulunya hitam pekat dengan hiasan bulat putih di samping kiri hidungnya yang lebih mirip tompel dibanding variasi bulu lewat di depan kami. Nyokap manggil 'Nakiii...' dan spontan kucing gue nengok.

Wih hebat dia ngerti kalimat manusia. 'makan Naki sini sini' panggil nyokap. Dan Naki nyaut 'maaaauuuwww'

WOW dia bisa bilang MAU. Takjub!

Selesai ngasih makan Naki, hp esia nyokap bunyi. Nenek gue yang telfon. Nyokap minta angkatin hp nya, gue ga mau karena yang nelfon nenek gue, dan ini akan jadi penyiksaan gendang telinga gue. Disamping faktor speaker esia itu nyaring, suara nenek gue ga kalah merdunya sama tong bahan besi digetok pake bambu. Akhirnya nyokap ngangkat telfon. Terdengar nyokap cuma nyaut 'halo', 'hem?', 'iyaiya Ma', 'he-eh' tanpa banyak ekspresi.

Naki menghampiri nyokap dan tidur di sampingnya. Dan nyokap langsung mengarahkan speaker telfon ke arah Naki. Dia nampak bingung dan mengerenyitkan jidad, mengangkat alis (kalo punya). Lalu datanglah Bubu. Langsung aja speaker telfon itu dipindahin ke kuping Bubu.

Bubu mundur mundur. Terus mendorong hp dengan tangannya. Ngeong ngeong yang kalo kata nyokap artinya semacam 'apaan sih lo?' atau 'apa banget deh ini suara, melengking ga jelas. ga pake tanda baca ya'. Mungkin kalo Naki bisa jawab, dia akan bilang 'namanya juga esia, 1 karakter itu serupiah kali yey'. Lalu Bubu ngeong setengah teriak menandakan dia marah.

Terdengar suara nenek gue: halo? Len? Halooo?
Nyokap: iya Ma iya?

15 menit kemudian telepon mati. Nyokap menarik nafas dan menghela lega.
'kucing aja bisa ngamuk, apalagi orang ya' seru nyokap.

Mama Oh Mama

Hari ini bener bener penyiksaan duniawi. Terutama untuk kulit gue yang gosong nan eksotis ini. Hari ini juga terpaksa gue ngga latihan karena radang tenggorokan yang menjadi jadi. Senin dan selasa kemaren gue udah ngga sekolah. Tadinya mau bablasin sampe seminggu, bahkan sebulan. Tapi itu hal yang bakal memperpuruk financial gue.

Entah nyokap gue yang aneh atau gue yang doyan libur, senin pagi buta itu seperti biasa nyokap bangunin gue jam 5 pagi.

Nyokap: Ka, bangun.
Gue: hm? (dengan liur menghiasi bantal guling gue)
Nyokap: mau sekolah apa ngga?
Gue: males (muka menghadap bantal)
Nyokap: yaudah (nutup pintu kamar)

Gue bengong sambil mikir menggunakan dengkul kanan karena dengkul kiri kopong dan otak masih out of order jam segini. Kok tumben ya nyokap gue pengertian banget? Lalu gue denger pintu kamar gue dibuka.

Nyokap: uang jajan potong ya. jatah hari ini balikin ke mama.
Gue: (dalem hati) ternyata rasa tega masih menutupi mata hatinya. Gue bengong.
Nyokap: oh iya jangan ngiler itu mama males nyucinya.

Gubrak. Pintu kamar ketutup lagi. Masih gelap, bahkan bencong aja masih nenteng sepatu jalan di gang kontrakannya. Tidur berlanjut hingga pukul 13.00 tepat. Gue ke atar untuk makan siang, sarapan tepatnya.

Bokap yang hari itu lagi libur menyambut dengan tepok tangan: widiiiih... Iler dimana mana itu.
Gue: hem
Bokap: kenapa ga sekolah?
Gue: mama yang nyuruh.
Bokap celingukan, nyari dimana nyokap gue.
Dari arah kamar mandi dia muncul dengan tumpukan cucian kotor dan bra mengatung di tangan kanan.
Bokap: itu anak dibiarin ga sekolah.
Nyokap: biarin ah daripada kelayapan pulang malem.
Bokap: ya tetep aja harus sekolah.
Nyokap: kaya lo dulu ga gitu aja.
Gue: jadi yang dulu suka tawuran siapa? (tanya gue sambil ngambil piring).
Nyokap: bapak lu!
Gue: yang tukang pulang malem?
Bokap: mama lo.
Gue: yang suka kabur dari jendela malem malem terus nongkrong?
Nyokap: kok kamu tau sih?
Gue: ya kan anak sama orang tua setali dua uang.

Semua hening.

Gue melanjutkan ke kamar dan membawa piring makanan gue. Nampak bokap nyokap gue lupa sama bahasan kita tadi. Tapi tiba tiba...

Nyokap: OH JADI YANG SUKA GEDEBAK GEDEBUK MALEM MALEM ITU ELO YA?
Nyokap kaget seperti ngeliat tukang sate keliling garukin pantat gajah. Ga ada sejarahnya sih...

Gue diem dan melenyapkan diri dari ruang makan.

Sunday, October 18, 2009

Badai Angin

Tadi sore ada badai angin loh. Bener atau ngga nya ga tau juga gue. Tapi berita di TVRI (bukan gue yang nonton karena engga mungkin) bilang; akan ada hujan angin di Jakarta pada Sabtu 17 Oktober malam.

Sekitar jam setengah 8 malem, gue di taman. Cuma berlima sama Ka Wawa, Pesus, Tania, Fanbo. Tiba tiba angin kenceng ngacak ngacak rambut gue. Terus angin tambah kenceng sampe pohon pohon goyang. Hp Tania bunyi, ternyata Tyas sms:
Tan mending lu pulang dah atau ga neduh ke rumah siapa gitu. Gue liat di tvri ada hujan angin malem ini.

Selesai Tania bacain sms Tyas, kita diem dan loncat ke motor. "cabut cabut! kita ke rumah Tata!" Ka Wawa teriak. Gue sama Ka Wawa jalan duluan. Panik akhirnya ke rumah Tata. Pohon pohon kaya pengen tumbang gitu. Ckck astafiruloh. Untung ngga ada Fadillah, Ruhul, sama Muti. Kasian kalo sampe kebawa angin.

Sunday, October 11, 2009

Fall For You

the best thing about tonight's that we're not fighting
could it be that we have been this way before
I know you dont think that I am trying
I know you wearing thin down to the core

but hold your breathe
because tonight will be the night
that I will far for you over again
dont make me change my mind
or I wont live to see another day
I swear its true
because the boy like you is impossible to find
you're impossible to find

this is not what I intented
I always swore to you I'd never fall apart
you always thought that I was stronger
I may have failed but I have loved you from the start

but hold your breathe
because tonight will be the night
that I will far for you over again
dont make me change my mind
or I wont live to see another day
I swear its true
because the boy like you is impossible to find
you're impossible to find

its impossible, so breathe in so deep
breathe me in, I'm yours to keep
and hold on to your words
cause talk is cheap
and remember me tonight when you're asleep

because tonight will be the night
that I will far for you over again
dont make me change my mind
or I wont live to see another day
I swear its true
because the boy like you is impossible to find

because tonight will be the night
that I will far for you over again
dont make me change my mind
or I wont live to see another day
I swear its true
because the boy like you is impossible to find
you're impossible to find

Wednesday, October 7, 2009

Tragedi Grogol

Pelajaran pertama bahasa inggris. Seperti biasa tadarus pagi. Abis bel, gue masukin alquran ke kolong. Mam Fera ngasih tugas, making a report text. Ga ngerti deh gue, kirain yang kaya di berita gitu tentang peristiwa. Ga taunya satu objek yang dijelasin serinci mungkin. Etdah bujung. Ngeluarin buku, baru nulis tanggal dan speaker nyala "panggilan untuk seluruh anak basket harap ke ruang piket". Wow! Kesempatan buat ga ngerjain tugas ekekeke

Singkat cerita aja ya, ternyata di ada pertandingan porseni di GOR Grogol. Langsung pada ijin pulang buat siap siap. Ada yang bikin kesel gitu dah, gue bantu minjemin motor tapi malah dipake sendiri (curcol). Akhirnya ada dewi penyelamat gue Sabrina Hadian. Gue sewa motor die bakal pulang ama Nadot.

YOU MUST KNOW: destination pertama rumah Nadot di pengampuan. Kedua rumah gue di kemanggisan. Ketiga alfa indah. Keempat rumah Tata di meruya. Bensin harus diisi full tank dah ini. Berangkat ke Grogol terakhir.

Kata om nya Nadot ke arah Citraland. Gue ambil arah Slipi dan lurus sampe ada arah naek ke senen atau bawah lupa gue kemana. Bingung setengah mampus sama Nadot sampe ngadet ngadet jalannya. Akhirnya gue ambil keatas. Dengan penuh cemas sampai ada turunan dan ternyata fly over tadi ujungnya ketemu sama yang bawah tadi. Congrats dah ye.

Ketemu lah gedung Citraland. Tanya tanya sama orang, dia bilang lurus-lampu merah-kanan-kiri. Mati ga tuh? Gue ikutin dia ke arah tadi, tapi malah ada fly over lagi. Gue pilih bawah deh. Nyaris muter balik dan pulang lagi akibat putus asa ga tau jalan. Tapi, feeling gue ke kiri. Gue berenti dan telfon Tania. Ga ngerti ama penjelasannya, gue nanya ama orang lagi. Dia bilang; luruuuus aja dek, depan ke kanan, mentok ke kiri, ada sekolah ke kiri ampe rel dah. Tambah ga ngerti gue kayanya.

Dengan menggunakan hati nurani, otak jernih, dan feeling terbaik REL KERETA NYA KETEMU! Hahahahaha.

Jadi kea waiting list ngantri di depan rel, mau lewat. Udah 15 menit, palang ketutup tapi kereta ga lewat juga. 10 menit kemudian kereta lewat. Total diem panas panasan macet depan rel 25 menit dan kereta lewat dengan waktu kurang dari 1 menit. Waw, kereta jagoan.

Capek tanya orang, gue dan Nadot pake feeling. Ketemulah GOR yang dimaksud tersebut. Disana nonton cowo tanding dan nunggu hampir 2 jam, ga juga tanding. Jam 2 gue pulang karna janji jam 3 udah pulang, namun BATAL. Nyampe sekolah aja jam 3 pas, akhirnya pergilah gue ke taman setelah ngedrop Nadot di sekolah.

Ga lagi lagi deh kea gini.

Tuesday, October 6, 2009

Tragedi Taman Anggrek

Pertualangan gue nyiksa, dari pulang sekolah kemaren gue ke rumah Tania, nemenin ganti baju karena rencana nya mau ke TA mesen tiket Arch Enemy buat si tante cinta itu. Jam 4 berangkat dan mampir ke taman. Whimbo birthday, sweet-amis-17 loh berujung dengan telor dadar rambut. Video nya nanti deh gue upload, kalo sempet ya. Dari taman setengah 6 ke rumah gue. Ohmaigaaaad gue lupa geografi belom ngerjain. Taukah anda apa tugas dari Mr.Yoyo Stinky itu? Minta tanda tangan RT dan dicap RT. Padahal isinya cuma nyari sensus penduduk, mengarang bebaslah saya.

Balik lagi ke rumah, si cine nungguin dengan sepatu belepotan tanah dari taman. Nampak seperti tukang kebon, sayang aja ga ada tukang kebon yang kalo ketawa matanya ilang. Ganti baju bla bla bla, berangkaaaat. Lewat binus loh. Dan kesialan pertama hari ini, ada galian di binus yang mengakibatkan macet dan becek. Perjalanan 15 menit sampailah di Mall Taman Anggrek (tradaaaaaa). Cocok ya Tania lewat binus dan masuk TA, banyak sodaranya loh.

Nyari Duta Suara akhirnya ketemu dan pesen tiket band apa yang gue ga ngerti sebenernya liriknya apa. Kriuk kriuk... Kriuuuuk... Kriuk prikitiuw prikitiuw. Perut gue bunyi, kayanya cacing peliharaan gue udah buka kancing pelorotin baju dan bra sambil pegangan di tiang. DONER KEBAB IT'S THE BEST SOLUTION!

Laper dosa kenyang salah. Niatnya pulang dengan perut buncit, tapi malah otak jadi mengkerut. Tania ga bawa stnk. Selamat yaaaaaa, anda pulang tidak selamat. Motor ditahan, gue sih rumah deket. Nah die? Tanah seratus loh woiwoi.

Security 1: stnk aslinya mana?
Tania: diperpanjang pak.
Security 1: ada surat pengantar?
Tania: apaan tuh pak?
Security 1: (naikin alis sebelah) waduh. Sini motornya tahan dulu.
Tania: (ngelirik dan bisik bisik) mati dah.
Security 2: ini kenapa dek..... (ga afal dah ngomong apa, intinya cuma nanya nanya stnk) sebentar ya.
Security 2 masuk ke pos penjagaan, tinggal si Security 1.
Security 1: baru pertama kesini apa ga tau ga boleh bawa stnk foto copy?
Tania: pertama.
Gue: ga tau. (Dijawab barengan)
Security 1: emang ngapain kesini? Ketemu pacar ya?
Gue: tuh pak mau beli tiket konser (gue nunjuk Tania sambil ngasih pamflet kecil)
Tania yang abis nelfon Maya (karena motor punya Maya): Man, stnk sama papanya Maya.
Gue: terus?
Tania: papanya di makasar.
Security 1: (bingung) band apa ini?
Gue: wah ga ngerti saya musiknya gitu.
Tania: hehe (nyengir bego) itu pak band dari Australia.
Security 1: wah ga ngerti saya juga.
Yaudahlah sama sama ga ngerti. Si Security 2 dateng dan bilang kali ini kita dibebasin. WAKWAKWAWAW ajaib!

Go home, dianter cine. Sampe depan rumah gue ngajak mampir dengan pede nya. Dia bilang mau langsung pulang. Abis Tania jalan, gue buka pager. Nggetok pintu. Ga ada yang nyaut, gue getok lagi sampe merah merah tangan gue. Batre low, akhirnya gue telfon nyokap.
Gue: buka pintu.
Mama: mama di rumah tante, tadi kecelakaan bla bla bla.
Gue: masyaoloh.
Mama: iya tenang aja udah gapapa kok... bla bla bla
Gue: bukan, gua gimane?

Dan akhirnya rumah Tiqul adalah pengungsian paling tepat gue yang terlantar di depan garasi.

Thursday, October 1, 2009

CBD Diguncang!

Dari ulang tahun Hanny di NAV hari selasa kemarin, Sarah dan Yaya membayangkan kalau nonton di CBD Cileduk yang sekarang punya XXI, WAW!


Dengan sangat memaksakan diri, hingga berjatuhan korban kaki keram kesemutan (Ara: di foto yang lagi peace paling belakang), sampailah kami ke CBD menggunakan angkot malang itu.

Berangkatlah pada kamis siang sepulang sekolah. Dengan menyewa angkot M24 yang penuh upaya tawar menawar, jalan lah ke CBD. 17 orang masuk dalam satu angkot biru. Ada yang dipangku, sampai ada yang duduk di lantai. Dan satu gang 85 ngeliatin heran, bikin malu memang. Di jalan pun kami masih sempat berfoto-foto

Sampai CBD, satpam yang melihat ke arah kami awalnya biasa aja pas 3 orang keluar dari belakang. Lalu 5 menyusul, satpam masih diam. Keluarlah sisanya dan satpam terpaku.

Lumayan tempatnya, biar dikata mirip tanah abang gedung baru. Mungkin pemandangan tidak sebagus PIM atau Sency. Tapi XXI nya boleh lah. Tiket dibeli, dan ternyata kita ada 22 orang (karena ada yang di motor beberapa). Tiket sepanjang 1 setengah meter itu dilipat Sakinah. Mungkin ada bagusnya dikalungin kaya Miss World. Emang dasar banci kamera, kita foto-foto di XXI CBD sampe semua yang ada ngeliatin, mungkin minta diajak. Dan jadilah kami norak dalam sehari di Mall CBD.


Inilah wajah wajah wanita norak dan bekelakuan mines selama mengarungi sbuah mall CBD.


Selesai, dan pulang. Lagi-lagi angkot C13 isinya seragam batik 85 semua. Hari ini adalah hari jajahan angkot se-lapan lima. Meskipun dengan ending angkot mogok di BINUS dan gue, Yaya, dan Lely harus jalan sampe rumah. CBD diguncang abang angkot! (Lah ga ngerti dah)